Powered By Blogger

Sabtu, 06 Agustus 2011

Haruskah kita berakhir cukup sampai disini?






Hufh... Beginikah rasanya patah hati? Setelah perjalanan yang kita lalui selama 3 tahun lebih, ternyata harus diakhiri dengan kekecewaan...
Nangis? Pasti... Kecewa? Ya iyalaaah... Marah? Dikit sih...
Bingung, kenapa sih mesti udahan yank??? Aku selama ini sayang sama kamu, aku setia sama kamu, aku juga selalu nurut sama nasehat-nasehat kamu... Yank, salah aku apa?
Apa kamu yakin kisah kita harus diakhiri sampai sini? Aku yakin kamu juga sebenernya gak siap kan? Terbukti sampai detik ini, kamu masih tetep berhubungan baik sama aku walaupun lewat bbm...

Yank, saat kamu ingin lupakan aku, coba deh kamu inget-inget saat kita berdua dulu... Yank, kamu inget gak bulan puasa 2 tahun yang lalu?? Kamu bawain aku makanan buat buka puasa, abis itu kita shalat berdua.. Kamu inget gak waktu kita ngehadapin masalah yang besar banget? Kamu inget ga waktu kita tertawa berdua? Yank... Inget ga sih? Oke, mungkin kamu gak mau lagi mengingat hubungan kita di masa lalu...

Minggu lalu, kamu mengingatkan aku tentang hubungan kita yang tak mungkin bersatu... Yank, aku dengernya tuh periiiih banget... Apa salah aku, yank? Lihat orang lain... Mereka pacaran, akhirnya menikah... Oke,mungkin gak semuanya... Tapi mereka yang menikah, adalah mereka yang mengakhiri pacaran dengan indah yaitu menikah... Aku juga mau yaaaaank!!!!




Rabu, 23 Maret 2011

Tak berdaya

Jelas bukan inginnya untuk menjadi seorang yang tak berdaya, tapi kenyataannya dia selalu tampak lemah sebelum mencoba sesuatu. Di usianya yang tak lagi remaja, walau umurnya baru akan menginjak 24 tahun, tapi perempuan ini harus menghadapi keadaan menjadi single parent.. Ya Tuhan aku sering mendengar dia menangis dan berkata “Aku tak sanggup, dua tanganku tak mampu menggendong, memapah,dan membimbing bidadari kecil berumur 4 tahun”   Yang buat dia tak sanggup adalah kesendiriannya, tapi untuk mencari seorang pendamping pun dia tak pernah sudi. Rasa trauma, sakit, dan pedih itu masih jelas terpancar dari air matanya yang tak pernah kering.
Sangat perih rasanya melihat dia tersenyum dalam tangis, saat ia mencoba tersenyum demi menghibur buah hatinya… “Ya Tuhan, tolonglah dia.. Dia adalah salah satu hamba-Mu yang mencoba bangkit dari keterpurukan. Berikan selalu dia kesempatan-Mu demi memberikan yang terbaik untuk bidadari kecilnya Adisty Lovely Maharani. Amiiiiiin”
“Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri”. ( Mary McCarthy)